Faktor-Faktor yang dialami dan dihayati oleh siswa dan hal
ini akan sangat berpengaruh terhadap proses belajar:
1. Faktor-Faktor Internal Belajar
·
Sikap Terhadap Belajar
Selama melakukan proses pembelajaran sikap
siswa akan menentukan hasil dari pembelajaran tersebut. Pemahaman siswa yang
salah terhadap belajar akan membawa kepada sikap yang salah dalam melakukan
pembelajaran. Sikap siswa ini akan mempengaruhinya terhadap tindakan belajar.
Sikap yang salah akan membawa siswa mersa tidak peduli dengan belajar lagi.
Akibatnya tidak akan terjadi proses belajar yang kondusif.
·
Motivasi Belajar
Motivasi belajar merupakan kekuatan mental
yang mendorong terjadinya proses belajar. Lemahnya motivasi atau tiadanya
motivasi belajar akan melemahkan kegiatan belajar. Selanjutnya mutu belajar
akan menjadi rendah. Oleh karena itu motivasi belajar pada diri siswa perlu
diperkuat terus menerus.
·
Konsentrasi Belajar
Konsentrasi belajar merupakan kemampuan
memusatkan perhatian pada pelajaran. Pemusatan perhatian tersebut tertuju pada
isi bahan belajar maupun proses memperolehnya. Untuk memperkuat perhatian guru
perlu melakukan berbagai strategi belajar mengajar dan memperhatikan waktu
belajar serta selingan istirahat. Menurut seorang ilmuan ahli psikologis
kekuatan belajar seseorang setelah tiga puluh menit telah mengalami penurunan.
Ia menyarankan agar guru melakukan istirahat selama beberapa menit. Dengan memberikan
selingan istirahat, maka perhatian dan prestasi belajar dapat ditingkatkan.
·
Mengolah Bahan Belajar
Mengolah bahan belajar merupakan kemampuan
siswa untuk menrima isi dan cara pemerolehan ajaran sehingga menjadi bermakna
bagi siswa. Isi bahan belajar merupakan nilai nilai dari suatu ilmu
pengetahuan, nilai agama, nilai kesusilaan, serta nilai kesenian. Kemampuan
siswa dalam mengolah bahan pelajaran menjadi makin baik jika siswa berperan
aktif selama proses belajar.
·
Kemampuan Berprestasi
Kemampuan berprestasi atau unjuk hasil
belajar merupakan puncak suatu proses belajar. Pada tahap ini siswa membuktikan
hasil belajar yang telah lama ia lakukan. Siswa menunjukan bahwa ia telah mampu
memecahkan tugas-tugas belajar atau menstransfer hasil belajar. Dari pengalaman
sehari-hari di sekolah diketahui bahwa ada sebagian siswa tidak mampu
berprestasi dengan baik. Kemampuan berprestasi tersebut terpengaruh pada
proses-proses penerimaan, pengaktifan, pra-pengolahan, pengolahan, penyimpanan,
serta pemanggilan untuk pembangkitan pesan dan pengalaman.
·
Rasa Percaya Diri Siswa
Rasa percaya diri timbul dari keinginan
mewujudkan diri bertindak dan berhasil. Dari segi perkembangan, rasa percaya
diri dapat timbul berkat adanya pengakuan dari lingkungan. Dalam proses belajar
diketahui bahwa unjuk prestasi merupakan tahap pembuktian perwujudan diri yang
diakui oleh guru dan rekan sejawat siswa. Semakin sering siswa mampu
menyelesaikan tugasnya dengan baik maka rasa percaya dirinya akan meningkat.
Dan apabila sebaliknya yang terjadi maka siswa akan merasa lemah percaya
dirinya.
·
Intelegensi Dan Keberhasilan Belajar
Intelegensi merupakan suatu kecakapan
global atau rangkuman kecakapan untuk dapat bertindak secara terarah, berpikir
secara baik dan bergaul dengan lingkungan secara efisien. Kecakapan tersebut
menjadi actual bila siswa memecahkan masalah dalam belajar atau kehidupan
sehari-hari. Dengan perolehan hasil belajar yang rendah, yang disebabkan oleh
intelegensi yang rendah atau kurangnya kesungguhan belajar, berarti
terbentuknya tenaga kerja yang bermutu rendah. Hal ini akan merugikan calon
tenaga kerja itu sendiri. Oleh karena itu pada tempatnya mereka didorong untuk
melakukan belajar dibidang kterampilan.
·
Kebiasaan Belajar
Kebiasaan-kebiasaan belajar siswa akan mempengaruhi
kemampunanya dalam berlatih dan menguasai materi yang telah disampaikan oleh
guru. Kebiasaan buruk tersebut dapat berupa belajar pada akhir semester,
belajar tidak teratur, menyia-nyiakan kesempatan belajar, bersekolah hanya
untuk bergengsi, datang terlambat bergaya pemimpin, bergaya jantan seperti
merokok. Kebiasaan-kebiasaan buruk tersebut dapat ditemukan di sekolah-sekolah
pelosok, kota besar, kota kecil. Untuk sebagian kebiasaan tersebut dikarenakan
oleh ketidakmengertian siswa dengan arti belajar bagi diri sendiri.
·
Cita-Cita Siswa
Cita-cita sebagai motivasi intrinsic perlu
didikan. Didikan memiliki cita-cita harus ditanamkan sejak mulai kecil.
Cita-cita merupakan harapan besar bagi siswa sehingga siswa selalu termotivasi
untuk belajar dengan serius demi menggapai cita-cita tersebut. Dengan
mengaitkan pemilikan cita-cita dengan kemampuan berprestasi maka siswa
diharapkan berani bereksplorasi sesuai dengan kemampuannya sendiri.
2. Faktor-Faktor
Eksternal Belajar
·
Guru Sebagai Pembina Siswa Belajar
Guru adalah pengajar yang mendidik . Ia
tidak hanya mengajar bidang studi yang sesuai dengan keahliannya, tetapi juga
menjadi pendidik pemuda generasi bangsanya. Guru yang mengajar siswa adalah
seorang pribadi yang tumbuh menjadi penyandang profesi bidang studi tertentu.
Sebagai seorang pribadi ia juga mengembangkan diri menjadi pribadi utuh.
Sebagai seorang diri yang mengembangkan keutuhan pribadi, ia juga menghadapi
masalah pengembangan diri, pemenuhan kebutuhan hidup sebagai manusia.
·
Prasarana Dan Sarana Pembelajaran
Lengkapnya sarana dan prasarana
pembelajaran merupakan kondisi pembelajaran yang baik. Hal ini tidak berarti
bahwa lengkapnya sarana dan prasarana menentukan jaminan melakukan proses
pembelajaran yang baik. Justru disinilah muncul bagaimana mengolah sarana dan
prasaranapembelajaran sehingga tersenggara proses belajar yang berhasil dengan
baik.
·
Lingkungan Sosial Siswa Di Sekolah
Tiap siswa dalam lingkungan sosial memiliki
kedudukan, peranan dan tanggung jawab sosial tertentu. Dalam kehidupan tersebut
terjadi pergaulan seperti hubungan sosial tertentu. Dalam kehidupan tersebut
terjadi hubungan akrab kerjasama, kerja berkoprasi, berkompetisi, bersaing,
konflik atau perkelahian.
·
Kurikulum Sekolah
Kurikulum yang diberlakukan di sekolah adalah
kurikulum nasional yang disahkan oleh pemerintah, atau yayasan pendidikan.
Kurikulum disusun berdasarkan tuntutan kemajuan masyrakat. Dengan kemajuan dan
perkembangan masyrakat timbul tuntutan kebutuhan baru dan akibatnya kurikulum sekolah
perlu direkonstruksi. Adanya rekonstruksi itu menimbulkan kurikulum baru.
Perubahan kurikulum sekolah menimbulkan masalah seperti tujuan yang akan
dicapai mungkin akan berubah, isi pendidikan berubah, kegiatan belajar mengajar
berubah serta evaluasi berubah.
3. Faktor-Faktor Penyebab
Terjadinya Masalah Belajar
Kesulitan belajar ini merupakan suatu gejala yang nampak
dalam berbagai jenis pernyataan (manifestasi). Karena guru bertanggung jawab
terhadap proses belajar-mengajar, maka ia seharusnya memahami manifestasi
gejala-gejala kesulitan belajar. Pemahaman ini merupakan dasar dalam usaha
memberikan bantuan kepada murid yang mengalami kesulitan belajar.
Pada garis besarnya sebab-sebab timbulnya masalah belajar
pada murid dapat dikelompokkan ke dalam dua kategori yaitu :
1) Faktor-faktor Internal (
faktor-faktor yang berada pada diri murid itu sendiri ), antara lain:
·
Gangguan secara fisik, seperti kurang
berfungsinya organ-organ perasaan, alat bicara, gangguan panca indera, cacat
tubuh, serta penyakit menahan ( alergi, asma, dan sebagainya ).
·
Ketidakseimbangan mental ( adanya gangguan dalam
fungsi mental ), pertimenampakkan kurangnya kemampuan mental, taraf
kecerdasannya cenderung kurang.
·
Kelemahan emosional, seperti merasa tidak aman,
kurang bisa menyesuaikan diri (maladjustment ), tercekam rasa takut, benci, dan
antipati serta ketidakmatangan emosi.
·
Kelemahan yang disebabkan oleh kebiasaan dan
sikap salah seperti kurang perhatian dan minat terhadap pelajaran sekolah,
malas dalam belajar, dan sering bolos atau tidak mengikuti pelajaran.
2) Faktor Eksternal (
faktor-faktor yang timbul dari luar diri individu ), yaitu
Sekolah, antara lain :
·
Sifat kurikulum yang kurang fleksibel
Terlalu berat beban belajar (murid) dan atau mengajar (guru)
Terlalu berat beban belajar (murid) dan atau mengajar (guru)
·
Metode mengajar yang kurang memadai
·
Alat dan
sumber untuk kegiatan belajar
Keluarga (rumah), antara lain :
·
Keluarga tidak utuh atau kurang harmonis.
·
Sikap orang tua yang tidak memperhatikan
pendidikan anaknya
·
Keadaan ekonomi.
http://recylebinopik.blogspot.com/2013/10/masalah-yang-dihadapi-siswa-dalam.html